Dunia musik terdiri dari 2 bagian : Musik Klasik dan
Musik Modern. Musik Klasik mempelajari dan melatih permainan musik komponis
jaman baheula. Setiap orang yang memainkan karya komponis tsb harus
memainkannya sesuai dengan keinginan sang komponis. Roh lagu klasik itu harus
merasuk ke dalam sanubari sang pemain karena dia harus menjelmakan perasaan
sang pencipta lagu. Dia harus bisa menafsirkan situasi saat lagu itu diciptakan
dan jika memungkinkan, tarikan napas sang pencipta pun harus bisa dijiwai. Kesempurnaannya menduplikasi itu merupakan
ukuran kesuksesan seorang pemain musik klasik. Itulah sebabnya jika kita mendengar sebuah
lagu klasik dimainkan oleh beberapa orang secara bergantian, kita tidak bisa
membedakan permainan musik antarpemainnya karena jiwa permainannya nyaris sama.
Bagaimana dengan Musik Modern? Musik modern (pop,
dangdut, campursari, keroncong, ska, blues, rock, jazz, dll) merupakan musik bebas dan merdeka. Boleh
ditafsirkan dan dimainkan sebebas-bebasnya. Tidak harus membaca partitur lagu
yang berupa kaidah-kaidah yang merupakan roh sang pencipta. Suatu lagu boleh
berbeda nuansanya jika dimainkan oleh group musik yang berbeda. Aransemen
lagunya boleh beda dengan aslinya. Lagu “Juwita Malam”nya Isamail Marzuki yang
bergenre swing jazz, misalnya, bisa diterjemahkan, dimainkan, dan direkam oleh
berbagai group musik dengan aransemen yang berbeda. Dalam Musik Modern, kita bisa
langsung mendengar perbedaan permainan musik antarpemain karena mereka
memainkannya dengan bebas dan dengan kreativitas masing-masing. Mereka
memainkannya dengan rumus-rumus teori musik sehingga bebas menginterpretasikan
suatu lagu. Bebas memberikan intro (pembukaan lagu), ornamen (hiasan-hiasan),
bebas menggunakan interlude (bisa berupa improvisasi), bebas menetapkan coda
(penutupan lagu). Suatu lagu pop sederhana bisa rearansemen menjadi Pop
Kreative atau Pop Alternatif. Hal ini yang tidak dimiliki seorang pemain Musik
Klasik yang serba terpaku dengan keinginan sang pencipta lagu.
Dalam Musik Modern, seorang pemusik atau
penyanyi harus menjadi dirinya sendiri atau “Be Your Self”. Segala sesuatu yang
dimainkan atau dinyanyikan haruslah merupakan
penjelmaan dirinya. Bukan meniru orang lain. Bukan plagiat.
Pertanyaan yang sering muncul, apa keuntungannya
belajar Musik Modern, misalnya Pop atau Jazz? Siswa musik yang belajar musik
pop dapat mejadi seorang industrialis. Terbuka kesempatan baginya untuk menjadi
seorang pencipta lagu, aranjer, ilustrator musik film, pemusik musik combo, dll.
Bayangkan pendapatan seorang Melly Guslow yang bisa mencapai puluhan juta
rupiah untuk sebuah lagu ciptaannya. Kenapa Group Bimbo yang rata-rata bergelar
Sarjana tidak menggunakan kesarjaannya untuk bekerja di perusahaan atau kantor?
Tentu saja, pendapatannya sebagai seorang pencipta lagu dan penyanyi lebih
tinggi daripada menjadi seorang karyawan sebuah perusahaan. Terlebih lagi, pekerjaannya sesuai dengan
bakatnya.
Jadi, bergegaslah daftarkan diri Anda atau putera
puteri Anda belajar Musik Modern di LKP Sanggar Musik S’nang, Jl. Jatiwinangun
no. 39 Purwokerto, Telp. 0281-635347. Anda akan selalu S’nang karena bisa
menyenangkan keluarga, teman-teman Anda, bahkan masyarakat Indonesia dengan
lagu karya ciptaan Anda.